Berikut ini adalah paragraf yang belum di parafrase
Fenomena bermain video game masih banyak terdapat di daerah yang jauh dari perkotaan. Kondisi masih jarangnya permainan di daerah ini membuat sebagian anak usia sekolah tertarik untuk melakukan aktivitas bermain dengan tujuan berbeda, ada yang bermain video game hanya karena ingin menghibur diri namun tidak sedikit yang memang hobi hingga kecanduan bermain video game sehingga menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain video game (Ester, 2013). Mata adalah panca indera penting yang perlu pemeriksaan dan perawatan secara teratur. Pemeriksaan rutin pada mata sebaiknya dimulai pada usia dini. Pada anak 2,5-5 tahun, skrining mata perlu dilakukan untuk mendeteksi apakah menderita gangguan tajam penglihatan yang nantinya akan mengganggu aktivitas di sekolahnya. Jenis penyakit mata terus mengalami perkembangan baik dari segi faktor penyebab, teknik pengobatan, dan peralatan medis untuk penyembuhan (James, 2006). Gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan yang penting, terutama pada anak, mengingat 80% informasi selama 12 tahun pertama kehidupan anak didapatkan melalui penglihatan (Ester, 2013). pada tahun 2013 prevalensi gangguan ketajaman penglihatan pada anak usia sekolah di Jawa Barat sebanyak 0,8%. Prevalensi visus lebih banyak pada anak yang ada di daerah pedesaan daripada perkotaan, hal tersebut ditunjukkan berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 di mana proporsi visus pada anak usia sekolah di perkotaan sebesar 0,8% sedangkan di pedesaan sebesar 1,1%.
Berikut ini adalah paragraf setelah parafrase
Bermain video game masih menjadi fenomena yang meluas bahkan di pedesaan yang jauh dari pusat perkotaan. Kurangnya kesempatan rekreasi di kawasan ini telah menarik minat banyak anak usia sekolah; sementara beberapa bermain video game hanya untuk rekreasi, yang lain begitu tenggelam dalam aktivitas sehingga mereka mengabaikan studi mereka dan mencurahkan waktu berjam-jam untuk aktivitas tersebut (Ester, 2013). Mata merupakan organ vital yang harus rutin diperiksa dan dirawat. Pemeriksaan mata secara teratur paling baik dimulai sejak masa kanak-kanak. Anak-anak berusia antara 2,5 dan 5 tahun harus memeriksakan mata mereka untuk mengetahui apakah mereka memiliki masalah penglihatan yang dapat memengaruhi tugas sekolah mereka di kemudian hari. Seiring berjalannya waktu, kemajuan dibuat dalam diagnosis, pengobatan, dan pencegahan berbagai jenis penyakit kulit (James, 2006). Karena anak-anak belajar banyak tentang dunia mereka melalui mata mereka dalam 12 tahun pertama kehidupan, masalah penglihatan menjadi masalah kesehatan yang serius, terutama bagi anak kecil (Ester, 2013). Prevalensi gangguan fungsi penglihatan pada anak usia sekolah di Jawa Barat adalah 0,8% pada tahun 2013. Menurut data Riskesdas 2013, proporsi anak usia sekolah yang terkena sifilis di perkotaan adalah 0,8%, sedangkan di pedesaan adalah 1,1%. . Kesenjangan ini kemungkinan besar disebabkan oleh tingginya tingkat kemiskinan di perkotaan.
Komentar
Posting Komentar